Minggu, 18 September 2016

KALAU NABI MUHAMMAD MASIH HIDUP

Pagi ini, sengaja kumpul bareng teman-teman lintas agama di CFD Idjen. Niat ingsunnya sih, mau mengenalkan hari perdamaian internasional tanggal 21 September biar makin banyak yang tahu, saya pun juga baru tahu dan disisipin ngumpulin tanda tangan aksi damai. That's all.
Di tengah-tengah aksi meminta tanda tangan, saya melihat dua teman kami berbincang dengan pengendara sepeda, lengkap dengan jaket olah raga, topi, celana jeans selutut dan sepatu olah raga. Awalnya saya rasa biasa, semua orang sudah lalu lalang di spot kami. Dua teman saya tadi belum juga selesai berbincang dengan si bapak pesepeda. Saya perhatikan diskusi mereka serius, saya lebih perhatikan lagi, si bapak ini raut wajahnya alim dan damai sekali. Pikir saya pendek setelah sekilas melihat kumis dan jambang panjang beliau. Tapi kok saya penasaran sekali, kenapa bapaknya tidak lekas memarkir sepedanya dan memberi tanda tangan atau paling tidak mendekati kerumunan kami yang hanya berjaran sekitar 2 meter dari tempat beliau berbincang dengan teman-teman saya dan dalam posisi masih duduk di bangku kemudi sepeda.
Dua teman saya lalu kembali menghampiri kami dengan membawa kertas nampak ada alamat email di tulis dengan spidol warna merah. Mbak Teddy, salah satu teman saya bercerita hal yang menurut saya menarik. Bapak fulan tersebut kecewa dengan aksi kami, sebagai muslim tidak seharusnya bukan seperti itu cara berdakwah. Memang kebetulan dua teman saya tadi memang muslim dan berjilbab. Lanjut si Bapak, "Jika Nabi Muhammad masih hidup, apakah beliau akan melakukan hal yang sama seperti kalian? Bukankah melihat berhala saja seketika langsung dihancurkan. Saya tidak akan tanda tangan, saya takut dicatat, bahkan pembicaraan kita pun sekarang sudah direkam."
Dua teman saya tak lantas marah, mereka hanya menyampaikan terimakasih dan si bapak pergi lagi dengan sepedanya, keliling kota.
Saya lantas berfikir bagaimana seandainya Nabi Muhammad masih hidup dan berada di tengah-tengah kita sekarang? Bagaimana seandainya Nabi Muhammad masih hidup dan dan berdakwah di tengah-tengah agama-agama lain yang juga berkembang?
Tapi saya yakin, Nabi Muhammad tak akan mengharamkan sepeda dan mendingan onta, melarang pake jeans dan parka karena itu buatan amerika, lebih berpahala pake jubah atau gamis saja, car free day itu bidah, mendingan solawat saja.
Sebagaimana kemampuan saya mengingat bacaan jaman SMP, Nabi Muhammad adalah orang pertama dari 100 tokoh paling berpengaruh berdasarkan tulisan Micharl Hart, jauh dari urutan Hitler yang juga masuk dalam 100 tokoh tersebut. Saya percaya, dakwah Nabi akan jauh lebih lembut dari yang saya duga.
Saya menulis ini bukan hanya karena saya muslim, tapi karena saya manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Kolase Random | Blogger Template by Enny Law